Pemahaman terhadap Humas ataupun Public Relations sesungguhnya bisa dimulai dengan membedakan humas ataupun PR yang memiliki fungsi sebagai manajemen ataupun sebagai fungsi komunikasi. Pada Humas, secara manajemen ia memiliki fungsi guna membangun dan menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara organsisas satu dengan lainnya, serta hubungan dengan berbagai public yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.
Kegiatan Humas sebagai kegiatan komunikasi memiliki pengertian bahwa humas merupakan the management of communication between an organization and its public. Artinya, dengan kata lain dapat dilihat bahwa Humas merupakan aktivitas pengelolaan komunikasi antara sebuah organisasi dan berbagai publiknya.
Sementara, Public Relation adalah proses interaksi guna menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, baik dalam menanamkan pengertian ataupun menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, dengan tujuan menanamkan keinginan baik sekaligus saling mengerti dan mempercayai, sehingga ujungnya tercipta sebuah citra pun image yang baik dari publik.
Antara Humas dan PR secara garis besar memang memiliki pemahaman serupa, baik dalam fungsi pun tugasnya. Tetapi apabila dilihat dari segi praktek dan pengaplikasian, istilah Humas lebih sering dan tepat ketika digunakan pada organisasi non profit. Sementara untuk istilah PR (Public Relations) lebih cocok ketika digunakan pada organisasi profit.
Menyimak beberapa sisi, baik perbedaan pun persamaannya, kali ini kita akan mengarah pada pembahasan mengenai Public Relation, yang itu lebih lazim dan cenderung digunakan pada organisasi profit, termasuk di dalamnya adalah perusahaan yang operasionalnya ada pada lini usaha dan bisnis.
Secara umum ada banyak sekali pekerjaan yang menjadi bagian tugas dari Public Relations. Kali ini kita akan membahas pekerjaan utamanya, di mana tugas utama seorang Public Relations itu acap diucapkan dengan istilah PENCILS, yaitu yang merupakan singkatan dari:
Terkait dengan PENCILS di atas, maka sosok seorang Public relations dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam praktik komunikasi organisasi, menangani manajemen krisis, menindaklanjuti ikhwal manajemen isu, dan dan juga riset.
Selain itu, pengetahuan tentang komunikasi organisasi yang baik juga sangat diperlukan, pasalnya kegiatan public relations itu sendiri wilayahnya masih berada dalam lingkup organisasi. Dengan begitu, selain secara internal public relations dituntut bisa memahami motivasi setiap karyawan, pada lini eksternal ia juga diharuskan mengerti perihal arus informasi yang terjadi (baik formal maupun non formal), memahami kepuasan organisasi, dan juga mengetahui tentang iklim komunikasi dalam organisasi pun perusahaannya.
Mengenai pengetahuan akan manajemen krisis dan manajemen isu, krisis ini bisa saja dikelola dengan baik, karena bukan tidak mungkin justru hal itu dapat menjadi titik awal meningkatkan citra perusahaan menuju kondisi yang lebih baik. Karena itu, pengetahuan tentang riset sangat perlu dikuasai, apalagi jika diingat bahwa pekerjaan public relations itu sejatinya adalah “based of fact” alias berdasarkan pada fakta.
Jika menyimak beberapa tugas dan pekerjaan dari sosok Public Relations di atas, maka secara garis besar keberadaannya selalu beririsan dan tak bisa lepas pula dari pekerjaan marketing. Selanjutnya secara lebih rigid dapat disebutkan beberapa hal ataupun gambaran lebih jelas mengenia berbagai aktivitas dan bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh public relations dalam keseharian, di antaranya adalah sebagaimana tertuliskan di bawah ini.
Demikian beberapa hal tentang Public Relations. Dari sini dapat dikatakan bahwa sosok seorang praktisi Public Relations ataupun Humas selayaknya harus memiliki kemampuan teknis, agar dapat menjalankan profesinya dengan baik. []